Rabu, 26 Juli 2017

Naskah Drama Kerajaan yang Lucu: Putri dan Tikus

Assalamualaikum!

Hola. Aku memodifikasi sebuah cerita kerajaan menjadi naskah drama yang lucu, kocak, dan pastinya anti mainstream dong. Bagi kalian yang sedang nyari naskah drama, silakan pakai ini.

Judul: Putri dan Tikus
Jumlah pemain: 13 orang (bisa diubah sesuai kebutuhan)
Tokoh-tokoh:
lNarator
lPenyihir Jahat (menyamar jadi ilmuwan dan ibu-ibu tua)
lIlmuwan
lIbu-ibu tua
lPenyihir Baik
lRaja James
lRatu Diana
lPutri Safia
lPrajurit #1
lPrajurit #2
lKetua prajurit 
lTikus (yang berubah jadi pangeran)
lPangeran
lPengawal raja

Catatan: Bisa saja kalau ada yang ingin dihilangkan, diganti, atau ditambahkan. Misalnya, prajuritnya hanya satu. Atau, pengawal raja bisa diganti menjadi dayang.

Putri dan Tikus
  
Narator: “Dahulu kala, di sebuah kerajaan, tinggallah raja James dan ratu Diana yang memiliki seorang putri bernama Safia. Safia merupakan anak tunggal yang sangat disayangi. Namun, ada seorang penyihir jahat yang ingin menyingkirkan raja dan ratu dari tahtanya.”

(Di rumah penyihir)

Penyihir jahat: Aku adalah penyihir jahat. Aku ingin memiliki semuanya yang aku mau. Aku ingin semua orang tunduk padaku! HAHAHAHAHAHA. (batuk) Namun, aku harus menyingkirkan keluarga kerajaan terlebih dahulu. Hmmm, bagaimana caranya ya?

(Si penyihir jahat berpikir)

Penyihir jahat: Aha! Aku tahu. Aku akan menyamar jadi ilmuwan, dan menyusup ke dalam kerajaan. Aku memang pintar hahaha.”

(Si penyihir jahat berputar-putar)

Penyihir jahat: Bhduuihvuhuuagvaiakja SwAMMA!!”

(Si penyihir jahat pun berubah jadi ilmuwan)

Ilmuwan: “Sekarang, aku akan ke istana.”

(Si penyihir jahat keluar dari rumahnya. Latar diubah menjadi latar kerajaan)

(Raja dan Ratu sedang duduk di kursi tahta. Tiba-tiba datanglah ilmuwan yang dikawal oleh dua prajurit)

Ketua prajurit: “Yang mulia, anda kedatangan tamu.”

(Ketua prajurit dan prajurit menundukkan kepala)

Ratu: “Apa ada yang bisa kami bantu?”
Ilmuwan: “Sebelumnya, hamba mohon memperkenalkan diri. Hamba adalah ilmuwan yang sedang menulis buku penting. Pentiiing sekali, sampai hamba dikejar musuh. Hamba membutuhkan tempat untuk mengerjakan buku hamba. Tolonglah baginda raja, baginda ratu. Hamba tidak tahu lagi harus meminta tolong ke siapa.” (ilmuwan itu menarik-narik rok ratu)

Raja: “Ilmuwan yang baik, kamu akan mendapatkan tempat sesuai keinginanmu. Kamu juga dapat menyelesaikan bukumu.”

Ilmuwan: “Terimakasih yang mulia.”

Ratu: “Kamu baik sekali kakanda.”

Raja: “Iyalah adinda, aku ini kan raja paling tampan dan paling baik sedunia.”  (Ba dum tss)

Ratu: “Kamu ini.” (Ratu memukul raja dengan kipas angin)

(Kepala prajurit dan prajurit mengantar ilmuwan ke sebuah ruangan)

Prajurit: “Di sinilah kamu akan tinggal.”

Ilmuwan: “Terima kasih.”

Narator: “Si penyihir jahat yang menyamar jadi ilmuwan pun berpura-pura mengerjakan bukunya. Suatu hari, ia merencanakan sesuatu yang buruk!”

Ilmuwan: “Hari ini, aku akan menyamar jadi ibu tua tukang cuci baju. Lalu, menyihir putri Safia agar menjadi patung! HAHAHAHAHAHA(batuk).”

Ilmuwan: “Uvuvwevwevwe Onyetenyevwe Ugwemubwem Osas!”

(Ilmuwan berubah menjadi ibu-ibu tua)

Ibu-ibu tua: “Aku akan pergi sekarang hahaha.”

(Ibu-ibu tua keluar dari ruangannya. Latar diubah menjadi taman kerajaan)

Putri: “Aku adalah tuan putri Safia. Hobiku adalah menari dan menanam bunga. Aku menyukai suasana seperti ini. Yang kurang diriku adalah… aku belum menemukan pangeranku.”

(Ibu-ibu tua masuk panggung)

Ibu-ibu tua: “Yang mulia putri yang cantik.”

Putri: “Apa ada yang bisa saya bantu?”

Ibu-ibu tua: “Biarkanlah saya menjadi pembantumu, saya adalah pencuci kain terbaik di dunia, dan saya akan mengerjakan semua pekerjaan jika saya dapat melayani tuan putri.”

Putri: “Wanita yang baik, aku merasa bahwa kamu wanita yang malang dan menderita, ayo kita ke tempat pribadiku dan aku akan memberimu beberapa kain untuk dicuci.”

Ibu-ibu tua: “Terima kasih tuan putri.”

Putri: “Tapi sebelum itu, temani saya untuk mengagumi bunga-bunga ini.”

Ibu-ibu tua: “Dengan sangat senang hati, yang mulia.”

(Saat tuan putri berbalik, ibu-ibu tua ingin menyihir, tapi putri kemudian menoleh kebelakang. Ibu-ibu tua pun pura-pura menggaruk kepala)
Putri: “Nah, ini adalah bunga matahari. Mereka dinamakan karena mirip matahari. Bunga ini adalah bunga favoritku. Aku pernah mencoba menanamnya saat aku masih kecil.”

(Saat putri masih berbicara, dari belakang, ibu-ibu tua ingin menyihir, tapi, tiba-tiba ada pengawal raja yang lewat. Ibu-ibu tua pun pura-pura menangkap lalat)

(Saat pengawal raja pergi, ibu-ibu tua menggerutu kesal)

Ibu-ibu tua: “Simsalabim jadi apa prok prok prok!”

(Putri yang sedang duduk pun berubah menjadi patung. Ibu-ibu tua menyulap skate board. Ia membawa putri dengan skate board)

Setelah menyadari Putri Safia menghilang, pengawal raja dan prajurit mencari-cari putri Safia. Raja dan ratu menghampiri mereka.

Pengawal raja: “Putri Safia telah menghilang, kami hampir kehabisan akal, dan semua penyihir istana berusaha menemukannya, tetapi tidak ada satupun yang berhasil.”

Raja dan ratu sangat terkejut. Ratu pun menangis sejadi-jadinya, dan raja berusaha menenangkannya.

(Keesokan harinya, raja dan ratu sedang berjalan-jalan di taman)

Ratu: “Dulu, Putri Safia suka melihat-lihat bunga matahari(sesenggukan).”

Raja: “Sabar-sabar.”

Ratu: “Andai saja dia ada disini.”

Raja: “Sabar-sabar.”

Ratu: “Ngomong sabar mulu, aku kesel sama kamu.”

Raja: “Sabar, jangan kesel.”

(Ibu-ibu tua masuk dan langsung menyihir raja dan ratu)

Ibu-ibu tua: “Gak usah banyak bicara kalian ah. Merepotkan saja.”

(Latar diubah)

(Pengawal raja, dan prajurit kebingungan. Ibu-ibu tua berubah menjadi penyihir jahat kembali. Ia mendatangi mereka)

Prajurit: “Siapa anda???”

Penyihir jahat: “Aku adalah penyihir jahat yang menyamar menjadi ilmuwan. Mulai saat ini, aku akan memerintah, eh, memperbudak kalian semua! Hahahahahaha(uhuk).”

Kepala prajurit: “Lawan aku dulu!”(menyerang dengan pedang)

Penyihir jahat: “Shinra tensei!”

(Kepala prajurit terpental ke dinding. Yang lainnya ketakutan. Penyihir jahat berjalan kearah kursi tahta dan mendudukinya. Prajurit dan pengawal raja langsung hormat)

(Diam-diam, seekor tikus memasuki ruang ilmuwan)

Tikus: “Tuan putri?”

Putri: “Siapa itu? Apa kau ingin menolongku?”

Tikus: “Gak, Cuma numpang lewat. Ya iyalah. Penyihir jahat pasti akan menggusur rumahku. Jadi, aku ingin membantumu untuk mengalahkan penyihir jahat. Aku akan membawamu kepada penyihir baik.”

(Tikus mendorong skate board dengan putri diatasnya, keluar dari ruang ilmuwan. Saat penyihir jahat tidak melihat, ia langsung mendorong skateboard dan berlari)

(Latar diubah menjadi rumah pohon yang besar. Ada seorang penyihir baik yang sedang merapikan meja)

Tikus: “Assalamualaikum!”

Penyihir baik: “Waalaikumsalam.”

(Tikus mendorong skateboard menuju ke penyihir baik)

Tikus: “Tolong penyihir yang baik. Putri telah disihir menjadi patung oleh penyihir jahat. Raja dan ratu juga, tapi aku tidak bisa membawanya. Katakanlah padaku, bagaimana caranya menyelamatkan kerajaan dari penyihir jahat?”

Penyihir baik: “Penyihir jahat? Dia terlihat seperti apa?”

Tikus: “Dia punya tahi lalat disini(menunjuk dagu bagian kiri)”

Penyihir baik: “Oh, itu adikku. Biasalah, dia depresi.”

Tikus: “Terus, bagaimana caranya mengalahkan dia?”
Penyihir baik: “Dia menyegel jiwanya ke buah pir terbesar di pohon depan rumahku. Yang bisa menyentuhnya hanyalah yang pernah disihir oleh dia. Itu adalah tuan putri safia.”

Penyihir baik: “Ciriringciringcing!”

(Putri bisa bergerak lagi)

Penyihir baik: “Kamu bisa bergerak, tapi tidak bisa berbicara. Kamu harus mengambil buah pir terbesar, lalu memberikannya pada raksasa di sumur yang ada 3 pohon palem dibelakangnya. Saat raksasa memakannya, penyihir pun akan mati dalam beberapa saat. Kamu pun bisa berbicara lagi.”

Tikus: “Biar aku menemanimu, tuan putri.”

(Putri dan tikus melangkah keluar dari rumah pohon. Putri mengambil buah pir terbesar. Ia memasukkannya ke dalam sumur)

Raksasa: “Kurang! Tambah lagi!”

(Tikus melempar batu ke sumur)

Raksasa: “Aduh!”

Tikus: “Dasar rakus.”

Putri: “Tes tes 1 2 3. Diiicoba. Akhirnya aku bisa berbicara lagi! Yes!”

(Putri berlari menuju istana)

Tikus: “Eh kamu belum bilang makasih!!”

(Latar diubah menjadi istana)

Penyihir jahat: “Apa yang terjadi? A-aku merasa lemah! Aku akan mati! Tidaaak!!”

(Penyihir jahat pun terjatuh dari kursi tahta)

Kepala prajurit: “Syukurin!”

(Putri masuk ke istana dan memasuki ruang tempat raja dan ratu disihir)

Putri: “Ayah! Ibu!”

Raja: “Lima menit lagi…”

(Ratu langsung bangun)

Ratu: “Eh dimana penyihir jahatnya?!”

Putri: “Sudah mati, ratu.”

Ratu: “Syukurlah! (Ratu memeluk putri safia)”

(Raja langsung bangun)

Raja: “Oh iya, aku baru ingat kita disihir hahaha.”

(Raja, ratu dan putri keluar dari ruangan. Pengawal raja, dan para prajurit langsung memberi hormat. Tapi, ada seseorang yang masih berdiri tegak)

Putri: “Siapa kamu?”

Pangeran: “Aku adalah tikus yang kemarin menolongmu. Aku berubah menjadi tikus karena aku disihir oleh penyihir jahat. Terima kasih tuan putri Safia, kini aku terbebas dari kutukan penyihir jahat yang jelek.”

(Tiba-tiba, penyihir bangkit lagi dengan badan yang lemah. Ia ingin menusuk putri dengan pedang yang ditaruh di lantai, tapi dihalangi oleh pangeran. Pangeran pun tertusuk. Kepala prajurit langsung menusuk penyihir. Penyihir mati, pangeran masih sekarat)

Raja: “Oh tidak!”

(Raja menopang kepala pangeran. Putri mendekatinya. Pangeran tersenyum dan menutup matanya. Putri pun mulai menangis)

Narator: “Penyihir jahat pun akhirnya mati. Namun, di dongeng ini, tidak ada akhir yang indah. Pangeran harus mati melindungi tuan putri.”
---

Oh ya, tambahkan lagu/sound effect ke drama kalian agar semakin seru, seperti suara jangkrik, pink panther, ataupun suara horor. Boleh juga ditambahkan tarian-tarian mudah di awal, tengah, dan akhir. Jangan lupa, latar dan kostum. Rajin berlatih, ya!

Semoga bermanfaat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar