(My edit. Gimana ya kalo ini beneran ada wkwkwk)
Assalamualaikum.
Hola hola! Kali ini, aku membuat cerpen yang terinspirasi dari mobile legend. Apa sih mobile legend itu? Mobile legend adalah game mobile berjenis MOBA (Massive Online Battle Arena) yang mengandalkan kerja sama tim dan skill masing-masing anggota tim. Game ini sudah banyak diunduh lho di playstore!
Sekarang ini aku lihat, cowok maupun cewek banyak yang main mobile legend. Dari usia dewasa sampai bahkan anak SD pun memainkannya. Mungkin di tahun 2018 nanti, game ini akan berkurang peminatnya, seperti Clash of Clans yang mulai ditinggali para pemainnya.
So, here is the story!
SETAN WIFI // Kecanduan Mobile Legend
by: Leizchenaultia
Story 1: Furry jadi pemarah [Kecanduan: Mobile Legend]
@@@
Walaupun tugas dan remed menghajar otak, di smavo ada
enaknya juga. Salah satunya wifi kelas. Banyak murid smavo yang datang paling
pagi dan pulang paling sore, hanya untuk wifi tercinta. Entah karena di
rumahnya tidak ada wifi atau alasan lainnya.
Murid-murid yang "kerasukan" setan wifi
levelnya jauh di atas murid-murid seperti itu. Mereka seperti zombie yang
memburu wifi gratis untuk urusan mereka masing-masing. Ada yang untuk nge-game,
nonton, dan lain-lain.
Intinya, ada beberapa murid smavo yang kecanduan suatu
hal gara-gara wifi. Dan mereka cocok dibilang calon pasien RSJ.
Apakah anda "kerasukan" setan wifi?
@@@
~~~
Cerita ini hanya fiktif belaka. Bila ada kesamaan nama
atau fisik yaa jangan baper, itu cuma kebetulan. Bila ada kesamaan perilaku antara
anda dan tokoh utama cerita ini, ada baiknya anda segera taubat.
~~~
Furry, laki-laki berkacamata yang ganteng(katanya),
merasakan amarah di sekujur tubuhnya. Kedua telapak tangannya bergetaran. Ia
meraih gelas di atas meja dan melemparnya ke lantai. Ya pecah lah bodoh. Tapi
Furry merasa amarahnya berkurang. Pecahan beling pun ia sapu ke dalam kantung
kresek.
Sejak kapan ia menjadi pemarah seperti ini?
[Flash back kelas 9 semester 1]
"Payah lu Furry! Nge-lag mulu! Tim kita jadi
kalah!" Umpat Tejo, teman Furry yang sedang mabar dengan Furry.
"Ya maaf, sinyal 3 kurang bagus di sini."
SMP kelas 9, ketika Furry pertama kali dikenalkan pada
mobile legend. Orang-orang menyebutnya noob, payah, dsb. Padahal bukan salah
dia kok. Salah jaringannya(alasan gamers be like).
Saat itu, Furry belum memakai kacamata. Ketampanannya
ditambah kulitnya yang albino, seperti oppa-oppa korea utara(eh salah wkwk),
membuat cewek-cewek menjadi suka padanya.
"Oppa! Sarangheo!" Gerombolan cewek melintas di
depan kelas Furry.
'Hah? Sarang beo? Gue ini dibilang sarang beo? Apa karena
gue layaknya penjaga hati?' Gumam Furry. 'Dadahin aja deh.'
Furry melambaikan tangannya pada para fansnya.
"Kyaaa!" Cewek-cewek menjerit kesenangan,
mereka segera kabur karena malu.
Furry tertawa kecil, ia pun melanjutkan bermain mobile
legend.
"Kenapa gak lo pacarin aja salah satu fans lu?"
Temannya menghampiri , Udin.
"Emangnya ada cewek yang mengerti keseharian gamer?
Yang ada mereka bakal kesel gara-gara gue nge-game mulu."
"Gamer? Lu menyebut diri lu gamer saat game yang lu
mainin cuma mobile legend? HAHAHAHA."
"D-diem lu." Furry sebal, namun ia langsung
bersorak kecil saat ia membunuh musuh. 'Yey.'
"Woy Furry! Jangan nyampah!" Teriak Tejo.
"Maaf bro."
"Nyampah? Furry gak buang sampah apa-apa kok,"
tutur Udin sambil menengok ke arah Furry.
"Itu istilah dalam game, b*go," jelas Furry
singkat, agak kesal.
"Ya udah, ga usah ngatain gua b*go, b*go!"
"Gue gak b*go, b*go!"
"Elu duluan yang ngatain gua b*go, b*go!"
"Udah-udah, kalian berdua itu b*go." Tiba-tiba
seseorang ikut menimbrung.
"Lu yang b-" Furry dan Udin menghentikan
omongan mereka, saat tahu siapa yang ikut menimbrung.
Guru BK mereka, sebut saja Pak Barrack, tersenyum. Alias
menyeringai.
Furry dan Udin melihat ke sekitar. Teman-teman sekelasnya
sudah duduk rapi di tempat masing-masing.
"Ayo ke ruang BK."
[Flash back kelas 9 semester 2]
Furry memasuki restoran ayam gencet. Kenapa ia memilih
restoran ini? Tentu saja karena wifi gratisnya. Furry memesan es teh. Ia lalu
mengeluarkan HP-nya dan mulai bermain mobile legend.
"Victory!"
Furry hampir melompat kegirangan. Tiba-tiba pundaknya
ditepuk.
"Udah selesai mainnya?" Tanya seorang cewek
yang menepuk pundaknya, Rea. Rea adalah teman sekelasnya Furry. Hm, apakah dia
pemburu wifi juga?
"Udah, hehe."
Rea duduk di sebelah Furry. "Btw, gua juga lagi make
wifi gratis di sini," ujar Rea pelan, takut didengar pengunjung lain.
"Sama dong kayak gue!" Furry merasakan pipinya
memerah. 'Wah, cewek yang suka nyari wifi kayak gue. Kalau malming bisa kali ya
diajak nyari restoran yang free wifi,' pikir Furry.
"Btw, lu make wifi buat apa?" Tanya Furry
penasaran.
"Download drama korea, hehe," jawab Rea.
"Ohh."
"Enak banget ya yang pacaran!" Seru seseorang.
Mereka segera menoleh, ternyata Pak Barrack berdiri di samping
mereka. "Besok kalian harus ke ruangan BK."
Furry menelan ludah. "Enggak kok, pak. Kita cuma
kebetulan berdua di sini."
"Penjelasannya besok aja di ruang BK." Pak
Barrack kemudian menyadari bila salah satu murid yang sedang ia marahi adalah
Furry.
"Wah Furry, kayaknya kamu senang ya berwisata ke
ruang BK?" Sindir Pak Barrack sambil tersenyum(menyeringai).
Furry dan Rea pamit undur diri. Pak Barrack kembali ke
mejanya.
"Lah, ini kok gak ada orangnya..." Seorang
pelayan yang membawa es teh menghampiri meja bekas Furry tempati. "Ya
udah, saya minum aja kali ya es tehnya hehe-"
"Teh gueee!" Furry melesat secepat kilat dari
depan restoran, mengambil gelas di tangan pelayan itu.
"Sori mas, saya kira masnya udah pulang, hehe,"
ujar pelayan 'teladan' itu.
"Iya, tadinya gue mau pulang. Untung gue inget es
teh gue."
Pak Barrack yang melihat kejadian itu hanya bisa
menggelengkan kepalanya.
Semenjak pertemuan Furry dan Rea di restoran ayam gencet,
mereka semakin dekat. Furry sering menggombali Rea dengan kata-kata yang
terinspirasi dari mobile legend. Di antaranya:
"Turret aja aku jaga baik-baik, apalagi kamu."
"Aku ingin menjadi MVP di hatimu."
"Kamu itu kayak Aurora yang membekukanku di
hadapanmu."
Meskipun Rea tidak bermain mobile legend, ia pernah
bermain sekali-dua kali. Jadi, Rea mengerti semua gombalan Furry.
Akhirnya setelah UN, Furry dan Rea berpacaran. Hubungan
mereka baik-baik saja, tapi Furry pernah marah seminggu kepada Rea. Alasannya?
Furry ditelpon Rea saat Furry sedang bermain mobile
legend.
Otomatis, Furry keluar dari game. Furry marah, ia
mengacak-ngacak bukunya, membanting bantal dan gulingnya, dan mengacak-ngacak
sepreinya. Tentu saja, semua itu ia lakukan sembari mengucapkan kata-kata
ajaib.
"Huh...! Oiya, gamenya!" Furry cepat-cepat
membuka game mobile legend lagi. Terlambat. Timnya sudah kalah.
"..."
[Flashback 3 bulan setelah masuk SMA]
Saat Furry dan Rea lulus SMP, mereka berdua sama-sama
memutuskan untuk bersekolah di smavo, karena tidak jauh dari rumah. Entah
takdir atau kebetulan, mereka berdua sekelas lagi. Dan juga, karena kebanyakan
main, mata Furry menjadi min. Ia terpaksa memakai kacamata.
Pagi-pagi di smavo, murid-murid biasanya menyalin PR.
Tapi semenjak ada wifi kelas, Furry menyusun strateginya sendiri.
Furry akan datang pagi-pagi ke sekolah untuk bermain
mobile legend. Saat heronya mati, Furry akan menyalin PR dengan secepat kilat,
lalu kembali bermain saat heronya hidup lagi. Tapi Furry sadar dia mastah,
tentulah heronya jarang mati. Jadi ia pun mencari celah waktu lain. Misalnya
saat loading pertama kali masuk ke mobile legend, menunggu anggota tim memilih
hero, loading dengan hero yang sudah dipilih, saat musuhnya mati semua, lord
menyerang musuh, dan ketika tim sudah pasti menang.
Suatu siang di smavo, saat kelas Furry dan Rea sedang
free class~
"Re, lo gak benci kalau si Furry bales chat lo
lama?" Tanya Siti, sahabat Rea. "Pacar gue suka main mobile legend,
tapi dia cepet kok kalau bales chat gue."
"Kalau lama malah bagus," sahut Rea sambil
mengambil earphone dari tasnya.
"Kok gitu?"
"Kalau cowok lu bales chatnya cepet, mungkin cowok
lu noob, lagi nungguin resurrect yang lama gara-gara mati mulu."
"Oh gitu ya..."
Rea memasang earphone-nya. "Udah ya jangan ganggu
gua."
"Heh, pagi-pagi udah nonton drakor! Ikutan
dong."
"Ogah, pake HP sendiri."
"Idih, pelit."
Sementara itu, Furry dan teman-temannya sedang mabar di
depan kelas.
"Woy, atas ga ada yang jagain!"
"Bac*t. Ini lagi nyerang lord, bentar lagi
mati," balas Furry.
"Wes, santai mas. Gak usah ngomong 'bac*t'
juga."
Baru saja tangan Furry akan memencet tombol, dengan satu
sentuhan lord akan mati, tiba-tiba layar HPnya menunjukkan keadaan horor.
Tidak tersambung ke jaringan.
"...what?" Furry memandang ke sekitar.
"Wifinya mati!" "Yah, mati lampu ya?"
"Yah..."
Furry tidak punya kuota. Mantap. Amarah terkumpul di
dalam diri Furry, namun ia menahannya. "Hotspot dong, bro." Pinta
Furry ke teman di sampingnya.
"Gak ada kuota."
Furry berseru ke teman-temannya, "minta hotspot
dong!" Tapi tidak ada yang menjawab.
Amarahnya meledak.
"BAB*! ANJ*NG! TA*! F*CK!" Furry mengangkat
meja di dekatnya. Buku-buku dari laci pun berjatuhan. Lalu meja itu Furry
lempar ke sembarang arah.
BRUK!
"Argh!" Salah satu murid terkena ujung meja
yang dilempar.
"PLN GOBL*K! KERJANYA NGAPAIN AJA!?" Kali ini,
Furry menendang meja di kiri depannya.
BRUK!
"BANGS*T!!!" Kursi guru Furry lempar ke pintu
kelas.
...
Sepi.
Tidak ada suara 'bruk'.
Furry tersadar kalau kelasnya dan kelas sebelah sepi. Ada
seorang guru yang berdiri di depan pintu kelasnya, menangkap kursi yang Furry
lempar.
"Luar biasa." Guru itu berbicara.
Furry kaget ketika mendengar suara itu.
"Pak Barrack!?"
"Bukan. Saya Pak Barrax, kakak dari Barrack. Tapi
saya pernah mendengar tentangmu dari adik saya. Kamu tuh ya, saya sedang
mengajar di kelas sebelah, kamu malah 'berisik'," kata Pak Barrax sambil
menekankan kata 'berisik'.
Furry menatap Pak Barrax. Lebih tinggi dari Pak Barrack,
lebih besar badannya, lebih seram tampilannya.
"Mari kita berjalan-jalan ke BK," ajak Pak
Barrax sembari 'tersenyum'.
"I-iya pak."
Furry melihat teman-teman sekelasnya, pandangannya lalu
terfokus pada Rea yang duduk di pojok belakang. Rea masih asyik dengan drama
koreanya, tidak tahu menahu situasi yang terjadi. Sepertinya volume suara di
earphone-nya dikeraskan.
'Odette, kamu tidak peduli denganku?' Gumam Furry sang
Lancelot. Si Odette, Rea, masih sibuk dengan dunianya sendiri. Furry lalu
mengikuti Pak Barrax ke ruang BK, dengan amarah yang tersimpan pada Rea.
"Hah? Ini kenapa?" Rea melepaskan earphone-nya
lima menit setelah kejadian tadi.
"TELAT LU!"
So, how is it? :v intinya adalah jangan keseringan main mobile legend, karena bisa berdampak buruk bagi diri kita.
Thanks for reading!

Tidak ada komentar:
Posting Komentar